Tepat pada hari ini 96 tahun yang lalu telah terjadi peristiwa bersejarah yang menandai geliat pergerakan anak bangsa Indonesia menuju gerbang kemerdekaan. Sebuah ikrar adiluhung dari para pemuda yang ingin menunjukkan jatidirinya sebagai agen perubahan. Peristiwa tersebut tak lain adalah Sumpah Pemuda.
Dengan bangga dan gagah berani para pemuda berikrar bahwa mereka merasa satu ikatan yang tak terpisahkan. Ikrar yang mengkristal dalam satu kesatuan bangsa, tumpah darah dan bahasa yang satu yaitu Indonesia.
Sumpah pemuda tersebut kemudian hari mampu menyadarkan bangsa Indonesia untuk berjuang habis-habisan dalam meraih kemerdekaan. Karena hanya dengan merdeka, bangsa Indonesia akan mampu berkarya sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia.
Keberhasilan pemuda tempo dulu dalam mempersatukan bangsa menjadi pelajaran berharga bagi para generasi penerus. Mereka bisa mengukir sejarah sedemikian gemilang tidak terjadi dengan simsalabim. Melainkan ada proses yang dijalani oleh tiap personal sehingga mencapai kematangan berpikir untuk kemudian berkonsensus memerdekakan Indonesia dari belenggu penjajahan.
Diantara pelajaran berharga semangat pemuda yang selalu relevan di setiap jaman, sebagai mana disampaikan Ida Royani dalam pidatonya, “Pertama hendaklah para pemuda (siswa) memiliki adab (akhlak) yang mulia. Adab ini berkaitan dengan sikap yang baik kepada dirinya, Tuhannya dan terhadap sesama. Selanjutnya hendaknya mereka selalu meningkatkan semangat belajar. Karena hanya dengan belajar yang baik akan bisa mengubah perilaku sehingga memunculkan saya juang yang tinggi layaknya semangat Sumpah Pemuda “.
Dengan demikian semangat Sumpah Pemuda mesti terus digalakkan dengan berbagai variasinya kepada para siswa sebagai generasi penerus. Karena tantangan zaman semakin kompleks. Begitu juga kepada para pendidik atau kaum yang lebih sepuh, hendaknya tetap menjaga semangat ‘muda’ meskipun usia tak lagi muda.